Entah apa yg ada di benak mereka, sampai-sampai niat banget ingin perang. Padahal kalau ditanya betul apa yang mereka bela, mereka pun takkan dapat menjawabnya dengan pasti. Hanya sekedar mengikuti arus pemberitaan di televisi yang belum tentu benar adanya. Demo anarkis, begitukah contoh manusia Indonesia yang baik? Yang demokratis? Apa yang mereka marahkan?
Mereka ajak Negara jiran untuk berperang, tapi apakah mereka fikirkan efeknya? Mereka berdemo dan berteriak perang dari Ibukota Jakarta, dari pulau Jawa, sementara kami yang berada di daerah perbatasan yaitu Sumatera dan Kalimantan malah adem ayem aja.. Okeh, kita persempit.. Kami yang berada di Riau, Medan maupun Kalimantan yang notabene berbatas langsung dengan Negara jiran, dan warga kami yang teraniaya tempo hari, malah bisa meredam emosi.
Tahukah anda, jika perang benar-benar terjadi, berapa banyak kerugian Negara? Tahukah anda, jika perang benar-benar terjadi, bukan mereka yang di Jawa, yang di Bali, yang di Sulawesi maupun di Papua yang akan mendapatkan dampak luar biasanya. Tapi KAMI, KAMI yang berada di perbatasan.
Masih ingat kasus Jalur Gaza? Sementara meriam-meriam dan roket-roket silih berganti menghujani jalur Gaza, atau kota Gaza tepatnya, mereka di kota-kota sekitarnya bisa apa??? Tepat sekali, hanya berdiam diri, menikmati indahnya bunga api dari meriam dan roket-roket itu meluluh lantakkan kota Gaza, dan Itu yang nantinya akan mereka lakukan.
Jika, gong perang itu benar-benar berbunyi, apa yang dapat kami lakukan sebagai propinsi perbatasan? Akan kami lawan pakai apa meriam-meriam, roket-roket, jet-jet tempur serta serbuan dari laut mereka? Jangan berfikir ALUTSISTA yang ada di propinsi perbatasan ini mumpuni untuk menahan (gak perlu lah sampai melawan) gempuran dari ALUTSISTA negara jiran tu?
Meriam-meriam tempur kami sudah uzur. inventaris dari zaman behaula. digosok-gosok dulu, baru bisa nyembur. Jet-jet tempur kami, hahaha, itu hanya mainan buat negera jiran kita. Dimana ditempatkan Skuadron udara terbesar di Indonesia? Dimana ditempatkan Pangkalan Laut terbesar di Indonesia? Dimana ditempatkan Markas Besar AD di Indonesia? Dimana ditempatkan Markas Besar Baret Merah di Indonesia? Bukan, bukan di propinsi kami, saudara. Itu merupakan suatu kesalahan. Sepatutnya itu semua ada di propinsi perbatasan, baik di barat, maupun di timur wilayah Indonesia.
Dan saat para relawan-relawan dari seluruh Indonesia yang siap bertempur itu, mau melawan pakai apa? bambu runcing? ilmu kebal? ilmu kameha-meha ala pendekar sakti ato tutur tinular?
Mau melawan lewat mana? Udara? berapa banyak pesawat hercules diterbangkan untuk ngangkutin mereka-mereka semua? ato terbang layaknya nenek lampir / jaka sembung / superman? Mau lewat laut? mau naik apa? perahu dayung? perahu karet? getek? pompong? speed boat? berenang? Belum nyampe aja di perbatasan, udah mati semuanya. Dan, saat relawan-relawan dan tentara mulai bergerak menuju kawasan perbatasan, maka kami, penduduk perbatasan sudah MATI semuanya.
Dan Tahukah anda? Propinsi kami yang berbatas langsung dengan Negara Jiran tersebut adalah termasuk Propinsi-propinsi penyumbang devisa terbesar untuk negara ini. Devisa dari kami ini lah yang berperan besar dalam menghidupi, yang membangun propinsi-propinsi lainnya, termasuk yang mereka tempati. Jika saja devisa itu kembali sepenuhnya ke propinsi kami, bisa dibayangkan betapa mundurnya kemajuan propinsi mereka dan betapa majunya propinsi-propinsi kami, bisa setara dengan kemajuan di negara jiran.
Presiden bersikap lembek, pemerintahan terkesan lamban dan tidak tegas, itu pasti ada alasan mereka yang lebih baik dan rasional. Pasti ada alasan yang sangat krusial mendasarinya. Maka, bersabarlah. Jaga hati mu.
Sebaiknya harus diusut dalang di balik demo anarkis oleh BENDERA. Karena sejak zaman dulu ada mereka-mereka yang berfikiran anarkis untuk menyelesaikan masalah yang sebenarnya malah akan menambah masalah.
Dan ingatlah, rakyat Indonesia di Malaysia itu banyak. Terdiri dari pekerja (sektor formal maupun non-formal), pelajar (dari SD sampai perguruan tinggi), turis maupun sekedar kerabat dari keluarga yang ada di Indonesia. Namun bagaimanapun, mereka tetap manusia yang punya hak dan kewajiban yang harus dijaga. Mengenai rakyat Indonesia yang diperlakukan tidak semena-mena oleh rakyat oleh aparat-aparat Malaysia, itu pasti ada alasannya. Dan bila itu melecehkan HAM warga kita tersebut, saya juga menentangnya.
Indonesia adalah tanah airku, tanah tumpah darahku. Namun, tidak ku pungkiri, Malaysia adalah kampung halaman ku jua. Saya cinta Indonesia, dan saya bersedia berjuang di garis depan demi membela negara saya. Saya rela ikhlas untuk mati demi ibu pertiwi.. Mati dengan cara terhormat. Namun, saya lebih cinta damai. Jangan mati konyol demi membela yang sia-sia. Saya cinta Malaysia dan ingin menetap lagi disana, TAPI TIDAK untuk penduduknya yang rasis.
So, berdamailah dengan dirimu. Mari berfikir, bertindak dan berbuat yang terbaik demi Indonesia. Berkreasilah. Berprestasilah. Maka dunia akan melihatmu. Dan harkat martabat bangsa mu dengan sendirinya akan membaik dan dihormati di dunia.
Terima kasih untuk comment, kritik dan saran anda. Yang paling pasti, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya. Ungkapan hati seorang warga perbatasan untuk perdamaian Indonesia & Malaysia.
- Ungkapan hati Seorang warga Riau, Indonesia